Pedang-pedang Legendaris Dalam Sejarah

Salahuddin Ayyubi Sword

Pedangnya Salahuddin Ayyubi/Saladin, jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit. Pedang ini dibuat dari baja damascus yang sangat keras namun lentur karena memiliki kandungan CNT (carbon nanotubes). Katanya pedang ini sangat tajam, saking tajamnya bisa dengan mudah menembus baju zirah renald de chatilon. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud. Sekarang pedang ini merupakan koleksi pribadi Shahhi family in the UAE.Harganya sekitar $555.000

The Sword of Goujian

Pedang ini merupakan harta negara dan mempunyai karisma setara dengan Pedang Excaliburnya King Arthur. Ketika ditemukan, pedang ini telah berusia kurang lebih 2000 tahun, tapi masih sangat tajam dan tidak berkarat. Terlebih lagi,terdapat pola berbentuk belah ketupat dan 11 lingkaran konsentris yang terletak hanya berjarak 0,2 milimeter dari hiltnya. Material: perunggu. Panjang: 55,6 cm (termasuk gagangnya) dan lebar: 5 cm.

Bilah pedang terbuat dari tembaga, membuatnya lebih lentur dan lebih kecil kemungkinannya untuk hancur; sisi pedang memiliki kandungan timah, membuatnya lebih keras dan mampu mempertahankan tepi tajam; sulfur mengurangi kemungkinan pudarnya pola-pola.

The sword of Goujian is one of the most exquisite examples of early metallurgy in China. Even today, the sword would be very difficult to replicate.

Zulfikar

Zulfiqar, pedang legendaris Ali ibn Abu Thalib. Dikisahkan, pada Perang Uhud (625 M) Rasul Muhammad SAW menghadiahi Zulfiqar kepada Ali, menantunya, dan dengan pedang itu Ali menaklukkan musuh terberatnya, Amr ibn Abdawud, menghancurkan sekaligus helm dan perisainya. Zulfiqar kemudian digunakan Husayn ibn Ali, cucu Rasul, yang gugur dalam
Perang Karbala.

Honjo Masamune

Honjo Masamune, adalah pedang simbol Shogunat Tokugawa yang dibuat oleh Masamune, pembuat pedang terkenal di Jepang di awal abad 14. Pedang buatan Masamune sering dibandingkan dengan pedang buatan Muramasa, yang konon adalah bekas muridnya. Pedang Masamune melambangkan kedamaian sedangkan pedang Muramasa melambangkan haus darah.

Muramasa

Muramasa Sengo (千子村正Sengo Muramasa) adalah seorang swordsmith terkenal yang mendirikan sekolah dan Muramasa tinggal selama periode Muromachi (abad ke-16) di Jepang. Oscar Ratti dan Adele Westbrook mengatakan bahwa Muramasa "adalah swordsmith yang pandai tetapi kejam dan sakit-pikiran, yang tercemin pada bilah pedang buatannya... Pedang ini diyakini haus darah dan untuk mendorong prajurit mereka untuk melakukan pembunuhan atau bunuh diri. "

Ketika Ieyasu Tokugawa menjadi Shogun,pedang buatan Muramasa tidak lagi populer karena diyakini banyak membunuh orang-orang deket Ieyasu.

The Wallace Sword

Pedang ini dimiliki Sir William Wallace (1270 – 1305), Seorang patriot dan ksatria Scotlandia yang melakukan perlawanan terhadapan penjajahan Inggris. Disebutkan bahwa pedang ini digunakan dalam the Battle of Stirling Bridge in 1297 dan the Battle of Falkirk (1298).

The blade of the sword measures 4 feet 4 inches in length (132cm) and including the handle 5 feet 6 inches (168cm)[1]. The breadth of the blade varies from 2.25 inches at the guard to 0.75 inches before the point. The sword weighs 6 lb (2.7 kg)

Tippu Sultan Sword

Pedang milik Sultan Fateh Ali Tipu (bahasa Urdu: فتۃ الی تیپو) November, 1750, Devanahalli – 4 Mei, 1799, Srirangapattana), juga dikenal dengan julukan Harimau dari Mysore, adalah penguasa de facto dari Kesultanan Mysore di India dari tahun 1782 (di saat ayahnya wafat) sampai kematiannya di tahun 1799.

DALAM MITOLOGI
Excalibur


Siapa sih yang ga kenal sama Excalibur. Pedang legendaris ini merupakan pedang kepunyaan Raja Arthur.Dan menurut legenda,pedang ini memiliki kekuatan ajaib yang memberinya hak memerintah Inggris. Dalam bahasa Wales pedang ini bernama Caledfwlch.

Nama Excalibur berasal dari bahasa Perancis kuno Excalibor, yang berasal dari bahasa Latin Caliburnus. Dalam legenda Arthur, ada dua cerita mengenai asal pedang ini. Yang pertama adalah legenda "Sword in the Stone", pertama muncul dalam puisi Robert de Boron Merlin, di mana Excalibur hanya dapat ditarik dari batu oleh orang yang berhak menjadi raja, yaitu Arthur. Dalam versi kedua, yang muncul dalam Suite du Merlin, Arthur menerima Excalibur dari Lady of the Lake setelah pedang pertamanya rusak dalam pertempuran melawan raja Pellinore.

Kusanagi
Sama halnya dengan excalibur, tidak ada yang tahu pasti bentuk pedangnya.



versi 3,Naruto

Bagi masyarakat Jepang, Kusanagi merupakan pedang legendaris yang setara Excalibur. Nama lengkapnya Kusanagi-no-Tsurugi ("Grass Cutting Sword"). Menurut legenda, Pedang ini didapat oleh seorang dewa bernama Susanoo ketika sedang memotong ekor keempat dari seekor monster naga berkepala dan berekor delapan, Yamato-No-Orochi. Kemudian dipersembahkan kepada dewi Ameterasu. Katanya pedang ini disimpan di Atsuta Shrine, tapi sampai sekarang blm ada seorang pun orang di luar kuil, kecuali kaisar, yang pernah melihat pedang ini.

Keris Legendaris
Keris Mpu Gandring
Keris pusaka legendaris yang terkenal dalam riwayat pendirian kerajaan Singhasari. Pedang ini ditempa oleh Mpu Gandring, seorang pandai besi yang sangat sakti atas pesanan Ken Arok. Ken Arok meminta agar keris tersebut selesai dalam 1 malam saja. Karena kesaktiaannya, keris berhasil diselesaikan dalam satu malam. Tapi ketika Mpu Gandring tengah membuat sarung keris, Ken Arok tiba-tiba datang karena menurut dia waktunya telah 1 hari. Mpu Gandring ditusuk Ken Arok karena dianggap tidak menepati janji untuk menyelesaikan keris dalam waktu 1 malam. Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari dengan korban Tunggul Ametung, Kebo Ijo, Ken Arok, Anusapati, Tohjaya.

Keris Kyai Condong Campur
Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor. Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.

Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.

Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.

Keris Kyai Setan Kober.
Keris ini sama legendarisnya dengan Keris Mpu Gandring. Berapa luk masih belum diketahui, tapi kalo menurut kula keris ini lurus tanpa luk, ciri khas keris yg dipakai dalam perang. Pembuatnya tidak diketahui secara pasti karena tercampur dg tahayul yg tidak jelas. Pemegang keris ini adalah Adipati dari Kadipaten Jipang Panolang yang juga sangat legendaris, Arya Penangsang.
Keris ini konon, bila dicabut dari warangkanya akan menimbulkan sugesti yang hebat bagi orang2 disekitarnya. Sugesti yg berbentuk angin ribut seperti setan2 yg berkejaran. Arya Penangsang sendiri dikenal memiliki ilmu kebal. Musuh sepadan keris ini adalah tombak kyai Plered yg juga melegenda.
Sewaktu konflik melawan Penangsang, Adipati Hadiwijaya (joko tingkir) mengutus Danang Sutowijoyo untuk menantang Penangsang di bukit Menoreh dan membekalinya dg tombak keramat tsb.

Hadiwijaya juga dikenal ahli strategi. Beliau tahu kalau Penangsang mempunyai kuda jantan jenius bernama Gagak Riman. Kuda ini seperti memiliki koneksi batin dg Penangsang. Kemanapun pengendara berpikir, kesana juga Gagak Riman. Tanpa harus dikendalikan dengan tali kekang. Untuk mengatasi masalah ini, Hadiwijaya menyuruh Danang menantang Penangsang disaat musim kimpoi kuda dan menyuruh Danang memakai kuda betina. Strategi lainnya, Danang disuruh datang terlebih dahulu dan mengambil posisi diatas bukit.

Pada hari H, Danang yg berada dilereng bagian atas terlebih dahulu. Ketika Penangsang datang, kudanya yang secara alami berada dipuncak birahi melihat kuda betina tunggangan Danang. Hal ini membuat sang kuda tak terkendali sehingga dg mudah Danang menusukkan tombak kyai Plered ke perut Arya Penangsang. Tombak bertuah ini berhasil merobek badan kebal Penangsang mengakibatkan ususnya terburai. Walaupun mengalami critical injured seperti ini, Arya Penangsang kembali tegak berdiri dan menguntaikan ususnya sendiri ke gagang keris dan berlari mendekati Danang. Ketika dekat, Aryo Penangsang draw his blade. Sayang, Aryo Penangsang lupa kalau ada ususnya sendiri disitu, ketika keris tercabut justru memutus usus tsb. Dan berakhirlah riwayat adipati gagah ini dg cara yg luar biasa.
Hadiwijaya yg melihat semua ini menjadi kagum, dan menyuruh Danang bila menikah nanti meniru sikap gagah Aryo Penangsang. Danang Sutowijoyo melakukan wejangan tersebut dan untaian usus di gagang keris diganti dengan untaian kembang melati. Tradisi yg dipertahankan hingga sekarang.




0 comments to "Pedang-pedang Legendaris Dalam Sejarah"

Posting Komentar

Ingin berkontribusi sebagai penulis di septenk.blogspot.com?? hubungi kami. via facebook fanpage. atau kirim email ke franky.nexus007@gmail.com

Statistik Septenk

Bisnis Dahsyat tanpa modal

Blog Archive